oleh

PT.Kereta Api Indonesia, PT.Kilap Propertindo dan PT.Telkom Indonesia wujudkan Kerjasama Implementasi MBKM di 7 Kampus dari 11 Kampus di Bekasi Raya dan Karawang

PT. Kereta Api Indonesia, PT. Kilap Propertindo, dan PT. Telkom Indonesia telah menjalin kerjasama untuk mewujudkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di 7 dari 11 kampus di wilayah Bekasi Raya dan Karawang. Sebanyak 300 mahasiswa, didampingi oleh para pimpinan dari 11 kampus tersebut, terlibat dalam kegiatan orientasi, kunjungan industri, dan kuliah umum yang membahas topik Integrasi Transportasi Publik, Transit Oriented Development, serta Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) dalam dunia pendidikan dan bisnis.

Sebelas kampus yang terlibat ini mewakili wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Mahasiswa berasal dari berbagai program studi, termasuk Teknik Mesin, Teknik Elektro, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Sistem Informasi/Teknik Informatika, Teknik Industri, Teknik Sipil, Arsitektur, Manajemen Transportasi dan Logistik, serta Administrasi Bisnis. Para mahasiswa dan pendamping mereka mendalami pengembangan sebuah kota dengan konsep Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Revo Mall sebagai studi kasus. Fokus utamanya adalah pada kebijakan dan strategi untuk memperluas mobilitas dengan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, sehingga dapat mengurangi biaya transportasi. Mereka juga memahami peran Integrasi Moda Transportasi Publik dengan dioperasikannya LRT oleh PT. KAI.

Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan kuliah umum tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, khususnya dalam pemanfaatan Kecerdasan Buatan di sektor industri dan pendidikan, yang disampaikan oleh PT. Telkom Indonesia. Pembelajaran mengenai Kecerdasan Buatan ini memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan mereka dan beradaptasi dengan persaingan pasar kerja yang terus berkembang.

Penerapan kepemimpinan dengan inklusivitas, yang diintegrasikan ke dalam sistem dan budaya melalui inovasi dan kolaborasi, juga menjadi sorotan. Integrasi teknologi Kecerdasan Buatan dalam proses pembelajaran juga ditekankan, yang dapat meningkatkan efisiensi, personalisasi, dan interaktivitas dalam pendidikan.

Para pembicara terkemuka termasuk Kristina Oktavian, GM Commercial Business and IT System LRT Jabodebek PT KAI dari PT. Kereta Api Indonesia, Franky Lukanta, anggota dewan dari PT. Kilap Propertindo (Revo Mall), serta Teddy M, konsultan Pembangunan Kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Revo Mall dengan Sky Bridge. Henry Setiawan Wyatno, Senior Advisor Digital Business di Direktorat Digital Business PT. Telkom Indonesia, juga berbagi wawasan

Daftar Beberapa Kampus Yang Berpartisipasi

Kegiatan orientasi, kunjungan industri, dan kuliah umum ini melibatkan 7 dari 11 kampus yang berpartisipasi, yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Bina Tunggal, Sekolah Tinggi Manajemen & Ilmu Komputer Pranata Indonesia, Sekolah Tinggi Manajemen & Ilmu Komputer Mercusuar, Universitas Bina Insani, Universitas Pelita Bangsa, Sekolah Tinggi Bahasa Asing CHP, dan STIA Sandikta. Inisiatif untuk mewujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan PT. Kereta Api Indonesia, PT. Kilap Propertindo (Revo Mall), dan PT. Telkom Indonesia didorong oleh Inkubator Pentahelix APTISI Korwil IV A.

Yusrodi CHP, dari Inkubator Pentahelix APTISI Korwil IV A, menyatakan bahwa orientasi, kunjungan industri, dan kuliah umum ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan mahasiswa dalam dunia industri, dengan harapan akhirnya menjadikan kampus-kampus di Bekasi Raya sebagai lembaga-lembaga kelas dunia yang berbasis kewirausahaan dan industri. Perlu dicatat bahwa terdapat sekitar 40 kampus di wilayah Bekasi Raya dan Karawang.

Benny Tunggul, pendiri Inkubator Pentahelix APTISI Korwil IV A, merekomendasikan perlunya kesiapan dan konsistensi yang lebih baik dalam regulasi, khususnya dalam menjaga iklim investasi, ketika LRT Jabodebek beroperasi. Absennya rekomendasi Transit Oriented Development untuk Bekasi Barat Revo Mall telah menghambat investasi di Kota Bekasi. Sementara itu, pemerintah pusat sudah memberikan persetujuan. Alasan utama keterlambatan perubahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) pada tahun 2020 adalah status kawasan tersebut meningkat dari berpenduduk rendah menjadi kawasan permukiman berpenduduk tinggi.

Kota Bekasi memiliki 5 kawasan Transit Oriented Development, yaitu Jatimulya, Bekasi Barat (Revo Mall), Cikunir 2, Cikunir 1, dan Jati Cempaka. Pemerintah Kota seharusnya lebih responsif dalam menyediakan Feeder (bus pengumpan), terutama dari daerah perbatasan Kota Bekasi seperti Bekasi Barat, Bekasi Utara, Mustikajaya, Bantar Gebang, Pondok Gede, Pondok Melati Jatisampurna, dan Kabupaten Bekasi (Tambun, Cibitung, Cikarang) untuk layanan di TOD Jatimulya, TOD Cikunir 1 dan 2, serta TOD Jati Cempaka.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed