Kepala SMAN 5 Kota Bekasi, Waluyo M.Si
SWARA BEKASI – SMAN 5 Kota Bekasi melangkah maju dengan menerapkan empat konsep digital. Yakni meliputi digitalisasi sekolah, perpustakaan, presensi, dan pembelajaran.
Kepala SMAN 5 Kota Bekasi, Waluyo M.Si , menjelaskan bahwa langkah transformasional ini bertujuan untuk menggantikan konsep pendidikan lama zaman Ki Hajar Dewantara dengan pendekatan yang lebih modern.
“Transformasi itu lebih ke arah digitalisasi. Jadi bertranformasi dari konsep pendidikan lama zaman Ki Hajar Dewantara kini bertranformasi ke yang lebih modern,” ujarnya.
Lebih lanjut Waluyo menegaskan, SMAN 5 Kota Bekasi sangat siap menjalani proses transformasi ini.
“Kita tidak ada masalah terkait konsep transformasi, maka itu sekarang kita lebih mengarah ke proses digitalisasi school, digitalisasi library, digitalisasi presensi, dan digitalisasi pembelajaran,” tuturnya.
Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, namun juga melibatkan aspek karakter dan pendidikan. SMA Negeri 5 Kota Bekasi mengadopsi Kurikulum Merdeka dengan pembelajaran karakter.
“Banyak hal yang di kedepankan digitalisasi dan berpusat pada anak, lalu menitikberatkan pada karakter. Nah transformasi pendidikan yang seperti ini lah yang ingin digaungkan oleh Pemerintah Indonesia khususnya Disdik Jawa Barat,” terangnya.
Salah satu prestasi yang dicapai melalui pembelajaran karakter adalah kemunculan siswa ihsan yang unggul. Selain itu, melahirkan siswa berkarakter yang siap bersaing dengan generasi emas 2045 di dunia luar.
“Di Profil Pelajar Pancasila kita ajarkan bagaimana kemandirian, kebhinekaan global, berkreatif, bernalar kritis. Output nanti agar bisa kritis hal kebijakan yang memang untuk generasi muda, generasi yang cerdas, bertaqwa, dan berkarakter,” tuturnya.
Dikatakannya, pihaknya sedang meminta bantuan dari tim IT untuk merumuskan konsep digitalisasi perpustakaan sebagai role model, dengan target peluncuran pada awal tahun ajaran baru.
Pada tahap pelaksanaan, konsep digitalisasi telah diimplementasikan, terutama dalam pendidikan berbasis karakter. Siswa kelas 10 dipotret karakternya sebagai bekal bagi guru dalam menyusun strategi pengajaran yang sesuai dengan karakter mereka.
Pembekalan karakter ini memberikan guru gambaran sebelum masuk kelas, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih lancar.
Kesiapan SMAN 5 Kota Bekasi bukan hanya dalam hal digitalisasi, melainkan juga dalam menghadapi tantangan penerimaan mahasiswa baru. Proses seleksi baru yang mencakup konsep berbasis prestasi dan tes memerlukan pelatihan khusus.
SMAN 5 Kota Bekasi melakukan pelatihan konsep yang melibatkan empat kompetensi utama: potensi skolastik, literasi dalam bahasa Indonesia, literasi dalam bahasa Inggris, dan penalaran matematik.
“Ini adalah konsep kompetensi dan yang kita siapkan adalah pelatihan,” ucapnya.
Menurut Waluyo, siswa kelas 12 di SMAN 5 menyadari bahwa mereka adalah produk dari Kurikulum Merdeka dan anak sulung generasi emas 2045.
Waluyo memotivasi peserta didik kelas XII untuk meraih cita-cita mereka, memasuki dunia perkuliahan, dan memberikan kontribusi positif bagi bangsa Indonesia yang beriman, berkarakter, dan unggul di tingkat internasional.
“Untuk siswa kelas 12 ayo raih cita-cita kamu memasuki dunia perkuliahan, singgah warnai sehingga bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang beriman, berkarakter, dan unggul agar bisa bersaing dengan dunia internasional, dan saya yakin generasi muda Indonesia siap untuk itu semua,” pungkasnya. (*)
Komentar