oleh

Peran Kampus Untuk Dorong Berkembangnya Islamic Finance Di Masyarakat

 

 

Bekasi – Kehadiran bank syariah saat ini sudah semakin banyak. Hampir semua bank konvensional pun memiliki versi bank syariah nya. Namun ternyata hal itu tidak menjamin masyarakat tahu apa saja produk-produk dan keunggulan dari dari Islamic Finance  (sistem keuangan syariah). Hal ini disampaikan oleh Peneliti Keuangan Syariah asal Malaysia, Prof Zulkarnain Muhamad Sori dalam seminar Guest Lecture INCEIF University Kuala Lumpur Malaysia di Gedung Pascasarjana lantai 3, UNISMA Bekasi, (19/09).

“Banyak sekali kebaikan-kebaikan dari Bank syariah atau produk-produk syariah yang mana banyak masyarakat belum ketahui. Bahkan kita umat muslim sendiri pun masih sedikit yang menggunakan produk-produk (produk keuangan) berbasis syariah itu sendiri,” papar Prof Zulkarnain Muhamad Sori dalam materinya.

Lanjut Prof Zulkarnain Muhamad Sori menyampaikan bahwa Indoenesia adalah Negara yang memiliki potensi cukup besar dalam mengembangkan Lembaga Keuangan Syariah. Hal senada juga disampaikan oleh Warek IV (bidang kerjasama) Dr. M. Harun Alrasyid, M.Si.

 

Dalam sambutannya disampaikan bahwa Presiden Indonesia Jokowi memiliki mimpi untuk mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia. Jauh sebelum itu, sudahkah kita paham, mengenal dan menggunakan produk syariah (Islamic finance) itu sendiri?

“Indonesia memiliki potensi besar dalam mengelola keuangan syariah, mengingat kita memiliki penduduk mayoritas muslim. Indonesia memiliki 169 lembaga keuangan, ini potensi,” ucap Warek IV (bidang kerjasama) Dr. M. Harun Alrasyid, M.Si.

Dalam meningkatkan performance keuangan syariah, salah satu kuncinya adalah dengan menerapkan Intelectual Capital. Apa itu Intelectual Capital?

Dalam sebuah perusahaan Intelec Capital adalah modal intelek atau modal  kecerdasan. Merupakan aset tidak berwujud perusahaan yang terdiri dari: 1) Sumber Daya Manusia (kemampuan Hardskill dan Softskill serta Wawasan pengetahuan), 2) Standar, Infrasuktur, Sarana dan prasarana yang baik, 3) Relation / hubungan dengan pihak ketiga (customer/clien).

“Hasil riset kami menunjukkan, bahwa kita muslim saja masih banyak yang tidak tahu detail apa saja kebaikan dari sistem Islamic finance. Hampir rata-rata orang menganggap bahwa kalau islamic finance atau syariah artinya tidak ada riba/bunga sama sekali atau nol. Padahal semua itu ada akadnya, itu berbeda. Nah inilah mengapa bahwa kunci suksesnya islamic finance ini dapat melalui Intelectual Capital.,” jelas Prof Zulkarnain Muhamad Sori.

Acara kuliah Dosen tamu ini pun berlangsung sampai pukul 12.00 wib. Peserta seminar mengungkapkan bahwa mereka mendapat pencerahan mengenai bank syariah.

“Dari penjelasan Prof Zulkarnain tadi menarik ya, bahwa bank syariah bukanlah hadir untuk menyaingi bank konvensional, melainkan bank syariah hadir untuk menawarkan sistem keuangan yang sesuai dengan hukum islam. Benar memang kita banyak yang tidak paham tentang sistem keuangan syariah itu sendiri,” ucap Angelica Ritcher, mahasiswi Perbankan Syariah.

Kemudian Elly Setyowati mahasiswa Akutansi pun menyampaikan hal serupa.

“.. Bahwa sekarang bukan berbicara tentang saingan bank konvensional dan bank syariah. Bank syariah hadir menawarkan sesuatu yang sesuai syariat. Selain mengkritisi kita juga perlu paham dan mensosialisaikan tentang keuangan syariah, minimal lingkungan terdekat,” kata Elly.  ***

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed