oleh

Kepala KCD Lantik Pengurus MGMP untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan

BEKASI – Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah III Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, I Made Supriatna, melaksanakan pelantikan Pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Hotel Merapi Merbabu pada Kamis (21/9/2023).

Dalam sambutannya, I Made Supriatna menyatakan bahwa pelantikan pengurus MGMP ini dihidupkan kembali sebagai langkah untuk meningkatkan mutu pendidikan di KCD Wilayah III.

“Kami berusaha menghidupkan kembali MGMP ini, karena bagian yang harus kita lakukan berkaitan dengan mutu pendidikan yang ada di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III,” ujar I Made.

Ia berharap bahwa melalui kegiatan MGMP, target, harapan, dan mimpi untuk kemajuan pendidikan di wilayahnya dapat tercapai. Ia juga mengakui pentingnya adaptasi terhadap perubahan digital era saat ini, yang membutuhkan mekanisme dan model pembelajaran berbasis digital.

Pelantikan tersebut melibatkan 17 mata pelajaran dengan total 17 guru dari Kota Bekasi dan 17 dari Kabupaten Bekasi, sehingga terdapat 34 pengurus MGMP yang dilantik.

“Masing-masing pengurus sudah memiliki tugas di berbagai mata pelajaran dan para kepala sekolah serta pengawas turut diundang sebagai bentuk kolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan tingkat SMA dan SMK,” ungkapnya.

Sementara, Ketua Sanggar Mata Pelajaran Biologi, Medina Siti Almunawaroh berharap semoga MGMP Biologi Kota Bekasi bisa lebih maju dan inovatif, serta memfasilitasi kepentingan guru untuk melakukan pengembangan diri agar memiliki kompetensi yang sesuai untuk kepentingan abad 21.

Guru SMA Negeri 11 Kota Bekasi selaku Ketua MGMP Seni, Dida Damayanti, mengatakan pihaknya ingin berkolaborasi dalam segala kegiatan, baik di Kota maupun Kabupaten Bekasi.

“Selain itu juga kami ingin mengevaluasi dari hasil hasil kerja kami kemarin,” ujarnya.

Tak hanya itu, tambah dia, MGMP Seni Budaya ingin terus maju dan meningkatkan baik dalam kreativitas. Tentunya juga melestarikan budaya di Bekasi.

“MGMP Seni Budaya selama ini kan mungkin seni budaya tradisional tergusur dengan seni budaya modern,” katanya. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *