BEKASI – Kepala SMAN 18 Kota Bekasi, Hj Mediana, mengungkapkan berbagai capaian prestasi sekolah dalam bidang akademik dan non-akademik.
“Untuk capaian akademik, alhamdulillah kami telah mencatat jumlah peserta didik yang lolos diterima UTBK sebanyak 74 siswa,” ungkap Mediana.
Lebih lanjut dikatakannya, prestasi terbaiknya beberapa siswa yang diterima lebih dari satu perguruan tinggi negeri.
“Grafik pencapaian menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri, menyusul sukses sebelumnya melalui seleksi jalur rapor sebanyak 27 siswa,” ungkapnya.
Untuk prestasi nonakademik, yang terbaru adalah Juara 2 dalam ajang O2SN cabang olahraga karate. Sebelumnya, di tingkat kota, Paskibra SMAN 18 juga memperoleh Juara 2.
“Melalui jalur PPDB, kami memang mengalokasikan untuk prestasi akademik maupun kejuaraan, yang dibagi menjadi dua bagian. Tahun ini, kami mencoba lebih berimbang, memberikan kesempatan kepada calon pendaftar dari jalur kejuaraan di berbagai cabang yang terdapat dalam Pergub,” jelasnya.
Kebijakan prestasi akademik di tahap kedua jalur prestasi rapor juga diubah dari 20 persen menjadi 15 persen.
“Harapannya, SMAN 18 memiliki branding sekolah yang spesialis dalam bidang kejuaraan, sehingga terjadi peningkatan capaian prestasi yang signifikan. Ke depan, ekstra kurikuler dan OSIS siap mendukung program sekolah adiwiyata,” tambahnya.
Selain itu, SMAN 18 juga mempersiapkan tim untuk mengelola sampah di sekolah, menjadikannya peluang dan tantangan untuk mewujudkan lingkungan bersih dan mengedukasi siswa tentang kesadaran karakter untuk menjaga kebersihan lingkungan.
“Kami juga siap mendukung program penggalian data dari BRIN terkait pengetahuan atau keterampilan siswa SMA 18 dalam pemahaman masalah gizi,” ujarnya.
Prestasi guru juga tidak kalah membanggakan. “Alhamdulillah, kami memiliki calon guru penggerak angkatan 11 yang meluluskan 5 orang. Sebelumnya, ada 2 orang yang naik status dari guru penggerak menjadi pengajar praktik, bahkan ada yang sedang dipromosikan menjadi pengawas sekolah,” katanya.
Untuk sarana prasarana, SMAN 18 menghadapi masalah pemenuhan kebutuhan. “Kami mengoptimalkan sumber yang ada dari alokasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah, namun tanpa dukungan dari stakeholder, khususnya orang tua, kami hanya bisa memberikan pelayanan standar minimal. Contohnya, kami belum mampu memfasilitasi tiap ruangan dengan AC karena masalah sumber listrik yang tidak memenuhi persyaratan sehingga kami harus memiliki gardu sendiri. Kebutuhan listrik dan internet menuju digitalisasi sekolah juga signifikan membutuhkan pembiayaan besar,” jelasnya.
Pembangunan lantai 3 diserahkan kepada kontribusi masyarakat, terutama orang tua, karena pengajuan bantuan belum ada yang mengakomodir. “Jumlah pendaftar ke SMAN 18 dari tahun ke tahun makin melonjak, ini menjadi PR bersama untuk memberikan akses kepada lulusan SMP Kota Bekasi agar bisa melanjutkan ke SMA Negeri,” tambahnya.
Untuk PPDB tahun pelajaran 2024/2025, kelas X hanya menerima 10 rombel, kelas XI ada 12 rombel, dan kelas XII ada 10 rombel.
“Kami sempat membuka hingga 33 rombel, namun karena kekurangan sarana seperti ruang kelas baru dan prasarana lain yang butuh perawatan, seperti lab biologi dan perpustakaan, kami tahun ini hanya menerima 10 rombel. Keinginan kami membuka 12 rombel terganjal ketidaktersediaan ruangan,” ujarnya.
Upaya peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan juga menjadi komitmen SMAN 18. “Kami memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk semua guru dan tenaga kependidikan mengikuti pelatihan secara mandiri, melanjutkan pendidikan menuju S2, serta melalui kursus singkat atau webinar dan seminar untuk meningkatkan kompetensi guru,” katanya.
Mengenai Kurikulum Merdeka Belajar, SMAN 18 telah memasuki fase ketiga sebagai sekolah penggerak angkatan 2. Selain itu, pendidikan karakter Jabar Masagi baru saja dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber dari GTK dan tim Jabar Masagi.
Komentar