BEKASI – Kota Bekasi merayakan usianya yang ke-27 pada 10 Maret 2024. Dalam perjalanan panjangnya, Kota Bekasi telah mencatat kemajuan yang pesat.
Mantan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengungkapkan beberapa kunci sukses yang telah membentuk perkembangan signifikan di kota ini. Tri menjelaskan bahwa pertumbuhan Kota Bekasi yang sangat pesat tidak terlepas dari berbagai program strategis nasional yang menjadi tulang punggung pembangunan.
Fokus utama pada sektor transportasi, baik untuk kemudahan mobilitas orang, barang, jasa, maupun perdagangan, menjadi landasan pembangunan yang masif.
Inisiatif seperti pembangunan jalan layang, jalan tol Arteri ke-2, serta pengembangan kereta cepat, membuktikan bahwa Kota Bekasi berkomitmen untuk terus bergerak maju.
“Proyek Becakayu menjadi salah satu bukti konkret dari upaya pengembangan transportasi yang terus dilakukan,” ucap Tri yang kini sebagai Ketua KONI Kota Bekasi.
Keterlibatan dalam investasi juga membuat Kota Bekasi semakin dikenal sebagai pusat perdagangan.
Munculnya mal-mal kelas atas, seperti yang dikembangkan oleh Summarecon, telah meningkatkan daya beli masyarakat di Bekasi dan sekitarnya, terutama dalam wilayah Jabodetabek.
Dengan demikian, kota ini semakin memantapkan diri sebagai pusat perdagangan yang diminati.
“Summarecon menghipnotis orang untuk hadir dan beberapa sentra yang kemudian menjadi satu nilai tambah buat Kota Bekasi semakin cantik, semakin diminati, dan semakin mampu menunjukkan jati diri sebagai kota perdagangan,” tuturnya.
Keberhasilan Pemerintah Kota Bekasi dalam mempersiapkan kebutuhan hidup warganya tidak lepas dari kerja keras dan sinergi seluruh stakeholder. Konsep “pembangun pentahelix” mencakup kerjasama antara pemerintah, pengusaha, dunia pendidikan, universitas, media massa, dan organisasi masyarakat.
Hal ini menciptakan progres pembangunan yang holistik, meningkatkan kekuatan sumber daya manusia, dan memenuhi kebutuhan fasilitas warga, sekaligus menaikkan indeks kebahagiaan dan harapan warga hingga mencapai 81-82 persen.
“Oleh karena itu kita berharap betul mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan bisa ditingkatkan, terutama dalam mengembangkan infrastruktur dan pengembangan terhadap fasilitas transportasi yang ada,” ungkap Tri.
Di bidang olahraga, Kota Bekasi mencatat peningkatan prestasi yang signifikan. Prestasi olahraga yang semakin baik, terutama dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi, membuktikan komitmen pemerintah dalam membina atlet lokal.
Persipasi, sebagai wakil kota di Liga 3 nasional, menjadi satu lagi pencapaian membanggakan yang didukung penuh oleh pemerintah setempat. Dengan dukungan tersebut, fasilitas olahraga di Kota Bekasi semakin berkembang, seperti gedung 6 lantai, Bekasi Soccer International Field, dan lapangan sintetis di Teluk Pucung.
“Semakin banyak fasilitas olahraga yang ada, berkorelasi dengan prestasi,” ucapnya.
Pemerintah Kota Bekasi juga fokus pada pelayanan transportasi publik yang terintegrasi.
Meskipun terbatas dalam sumber daya, upaya untuk meningkatkan kualitas transportasi umum, terutama dengan hadirnya Layanan Rapid Transit (LRT), menjadi langkah progresif. Pemerintah berkomitmen untuk meminimalkan kemacetan, mendorong efisiensi, dan menciptakan nilai tambah bagi masyarakat.
“Kita ada 6 koridor yang kita harus layani dari masing-masing stasiun harus melayani oleh angkutan yang public. Ini dikelola oleh kementerian yang kemudian bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan dilaksanakan oleh pihak ketiga prosesnya nanti lelang. Pemerintah hanya memberikan jaminan dan kepastian hukum saja,” ucapnya.
Meski demikian, Kota Bekasi masih dihadapkan pada sejumlah tantangan. Pengelolaan sampah di TPSA Bantar Gebang, yang menjadi salah satu tumpukan sampah terbesar di dunia, memerlukan solusi strategis dan dukungan lintas sektor.
Kota Bekasi juga menghadapi kesulitan dalam pengembangan lahan yang semakin sempit, terutama terkait dengan pembebasan lahan di area perkampungan.
“Ini sudah overload, oleh karena itu harus ada upaya strategis dan terobosan, inovasi dan komunikasi yang aktif baik pemerintah pusat, daerah DKI dan Pemerintah Kota Bekasi, serta Jawa Barat yang menaungi kerjasama dua daerah pemerintah DKI dan Jawa Barat,” ucapnya.
Dalam upaya mencapai target sebagai kota yang sehat pada 2025, Kota Bekasi menetapkan pengelolaan air buangan sebagai prioritas. Dengan inspirasi dari Bali, di mana air buangan diolah menjadi bersih dan digunakan kembali, Kota Bekasi berharap dapat memberikan layanan air gratis kepada warganya setelah pembangunan pabrik pengelolaan air limbah selesai.
“Kalau kita sudah mempunyai pabrik sendiri tinggal pemerintah daerah aware untuk mencapai target 2025,” pungkasnya.
Perayaan usia ke-27 Kota Bekasi bukan hanya sekadar nostalgia, melainkan refleksi akan tekad dan komitmen untuk terus berkembang demi kesejahteraan warganya. Kota ini terus berusaha menjadi model kota modern yang maju dan berkelanjutan. (*)
Komentar